Obat kemoterapi secara umum disebut sitostatika, berefek menghambat atau
membunuh sel-sel kanker. Metode kemoterapi telah berkembang pesat dengan telah
ditemukannya regimen-regimen obat baru yang lebih efektif dan terbukti
menyembuhkan pasien-pasien kanker.Namun sayangnya hingga kini, obat-obat
kemoterapi belum bisa bekerja secara selektif akibatnya bukan hanya sel-sel
kanker yang terkena tapi juga sel-sel sehat terutama yang memiliki sifat
berproliferasi dengan cepat misalnya sel-sel darah, mukosa saluran cerna dan
folikel rambut. Hal ini menyebabkan ketidaknyamanan bagi pasien karena efek
samping yang timbul seperti anemia, rambut rontok, mual muntah dan lain-lain.
Adapun penilaian efek samping
yang terjadi berkaitan dengan tindakan kemoterapi sebagai berikut :
1.
Onset of Side Effect
a. Immediately (< 1 jam)
Ø Febris dan hipertermia
Ø Hipotensi
b. Early(1-24 jam)
Ø Febris dan hipertermia
Ø Mual dan Muntah
Ø Reaksi alergi
Ø Ekstravasasi
c. Delayed(24 jam – 2 bulan)
Ø Alopesia (kerontokan rambut)
Ø Toksis pada paru
Obat-obat yang bersifat toksik pada paru antara lain :
bleomycin, busulfan, carmustine
Ø Toksis pada telinga
Obat-obat
yang bersifat toksik pada telinga yaitu cisplatin
Ø Kardiotoksik
Obat-obat yang bersifat toksik pada jantung antara lain :
cyclophosphamide, doxorubicin, daunorubicin dan mitaoxantron.
Ø Neurotoksik
Obat-obat yang bersifat toksik pada persarafan antara lain :
vincristine, vinblastine, dosis tinggi cytarabin dan cisplatin.
Ø Hepatotoksik
Obat-obat yang bersifat toksik pada hepar antara lain :
Adriamycin, asparaginase, methotrexate, cytarabin, cyclophosphamide dan
busulfan.
d. Late (setelah 2 bulan)
Ø Myopathy
Ø Neuropathy
2.
Target Organ
a. Hematologi
Ø Penurunan nilai sel darah
merah, sel darah putih dan trombosit karena penekanan pada sumsum tulang
b. Kulit
Ø Terasa kering dan gatal
c. Kardiovaskular
Ø Hipotensi.
d. Respiratory
Ø Sesak napas seperti
tercekik.
e. Gastrointestinal
Ø Diare/ konstipasi
f. Sistem Persarafan
Ø Rasa baal pada saraf perifer
3.
Degree of Side Effect
Grade 0-2 (tolerable)
Ø Cukup aman, hanya efek
samping ringan
Grade 3 (severe)
Ø Berat, memerlukan penanganan
medis
Grade 4 (life threatening)
Ø Mengancam nyawa, memerlukan
tindakan segera, kemungkinan terjadi reaksi alergi (anaphylactic)
Adapun yang bisa dilakukan untuk mengurangi efek samping dari kemoterapi antara lain :
1.
Mual Muntah
Keluhan mual/
muntah terjadi pada 80% pasien yang menjalani kemoterapi. Mual muntah pada
pasien kanker yang dikemoterapi diakibatkan oleh adanya stimulasi pada pusat
muntah oleh Cemoreseptor Trigger Zone
sebagai efek samping dari obat-obat yang digunakan pada kemoterapi. Pada
kemoterapi yang dilakukan dalam siklus 21 hari, muntah dan mual akan terjadi
selama beberapa hari setelah menerima obat, tapi biasanya gejala itu akan
hilang dalam waktu seminggu setelah menerima obat (Indrawati,2009). Oleh karena itu, sebagai pencegahan sebelum kemoterapi
pasien diberikan premedikasi obat-obat injeksi anti emetic seperti ondansentron
atau primperan. Untuk pasien kita sarankan sebagai berikut :
Ø Hindari makanan berlemak dan
berbau tajam
Ø Makan dalam porsi kecil tapi
sering
Ø Minum banyak air putih
Ø Usahakan makanan tidak
terlalu panas/ dingin saat disajikan
Ø Kaji makanan kesukaan pasien
2.
Rambut Rontok / Alopecia
Alopecia atau kerontokan rambut telah menjadi momok
bagi para pasien yang akan menjalani kemoterapi karena bukan hanya penampilan
fisik yang terganggu tetapi juga berkaitan dengan kepercayaan diri pasien dalam
berinteraksi sosial. Tingkat stress pasien akibat rambut yang rontok bisa dikurangi
apabila pasien telah mempersiapkan diri sebelumnya dengan penjelasan dari awal
kemoterapi dilakukan, menganjurkan penggunaan tutup kepala, dan yang terpenting
adalah dukungan mental dari orang-orang disekitarnya.
Kerontokan rambut
biasanya hanya bersifat sementara. Rambut bisa tumbuh kembali 4-8 minggu
setelah pengobatan meskipun
kemungkinan ada perubahan warna, tekstur dan ketebalan. Untuk pasien kita
sarankan sebagai berikut :
Ø Anjurkan untuk memotong
pendek rambut sebelum kemoterapi agar kerontokan tidak mencolok
Ø Untuk menutupi kebotakan pasien
dianjurkan untuk memakai scarf, topi atau jilbab pada pasien wanita.
Ø Beri dukungan psikologi pada
pasien dengan menjelaskan bahwa kerontokan rambut bersifat sementara
3.
Ekstravasasi
Ekstravasasi adalah
keluarnya obat-obat kemoterapi dari pembuluh darah ke jaringan sekitarnya dan merupakan
insiden yang dapat menyebabkan kerusakan jaringan progresif ireversibel dalam
hitungan jam sampai hari. Manifestasi klinis ekstravasasi berupa nyeri, edema,
eritema, dan indurasi yang kemudian berkembang menjadi ulkus dan kerusakan
jaringan yang mendasarinya. Pencegahan terjadinya ekstravasasi dapat dilakukan
dengan pemilihan pembuluh darah yang paten, pengawasan tetesan infus selama
pemberian kemoterapi dan memperhatikan keluhan pasien. Oleh karena setiap tenaga
kesehatan yang akan menangani pasien kanker dengan kemoterapi, dituntut memiliki
pengetahuan mengenai ekstravasasi agen kemoterapi yang berguna dalam
meningkatkan pelayanan pada pasien dan mengurangi morbiditas. Yang harus
dilakukan perawat utuk mencegah terjadinya ekstravasasi diantaranya :
Ø Usahakan memakai jalur infus
yang baru terpasang.
Ø Pada pemasangan infus pilih
vena yang paten, lurus daerah distal terlebih dulu dan hindari pemasangan pada
daerah pergelangan tangan.
Ø Pastikan aliran infus lancar
dengan pemberian pre medikasi yang dipercepat tetesannya.
Ø Berikan obat kemoterapi yang
bersifat vesikan dan iritan terlebih dahulu dengan diawali tetesan pelan
setelah 15 menit bisa mulai dipercepat secara bertahap.
Ø Jangan lupa setiap sesudah
pemberian obat kemoterapi dibilas dengan infus normal saline 0,9% minimal 100
ml.
Ø Perhatikan setiap keluhan
pasien berkaitan dengan pemasangan infus seperti bengkak, nyeri atau tetesan
yang macet.
4.
Penurunan Jumlah Sel-Sel
Darah
a) Penurunan
jumlah sel darah merah (anemia)
Dapat menyebabkan kekurangan kadar oksigen dalam darah dengan gejala
kelemahan fisik. Pada kadar Hgb 9.5-10 gm/dl cukup diberikan supplemen zat
besi sedangkan bila turun hingga Hgb ≤ 8 gm/dl perlu diberikan transfusi.
Disamping itu kadang dokter memberikan obat Epogen untuk merangsang produksi
RBC. Akibat kurang darah pasien akan mudah merasa lelah karena itu kita
anjurkan :
Ø Lakukan olah raga ringan
setiap pagi, misalnya jalan santai bersama keluarga
Ø Jangan memaksakan diri
beraktifitas jika tubuh terasa lelah
Ø Cukupi kebutuhan istirahat
tidur setiap hari.
b) Penurunan jumlah sel
darah putih (leukopenia)
Peran utama sel
darah putih adalah sebagai pertahanan tubuh terhadap infeksi karena itu
terjadinya penurunan jumlah sel darah putih akan meningkatkan resiko
terhadap infeksi. Oleh karena itu pada pasien yang sedang menjalani kemoterapi kita
lakukan perlindungan diantaranya :
Ø
Ditempatkan di ruang/ kamar terpisah dari orang
yang menderita infeksi (flu atau penyakit menular lainnya).
Ø
Pasien, keluarga maupun petugas yang merawat
pasien harus melakukan cuci tangan dengan benar.
Ø
Batasi jumlah pengunjung yang datang
Ø
Perhatikan munculnya gejala-gejala infeksi
berupa demam, batuk/ pilek dan diare.
c) Penurunan
jumlah trombosit (trombositopenia)
Trombosit berperan penting dalam proses pembekuan
darah karena itu trombosit yang turun akan meningkatkan resiko terjadinya
perdarahan yang sulit berhenti. Untuk pasien kita sarankan sebagai berikut :
Ø Observasi
adanya perdarahan di urine/ kotoran.
Ø Berhati-hati
dalam aktifitas dan menghindari terjadinya perlukaan.
Ø Trombosit
yang turun drastis kemungkinan memerlukan tranfusi.
5.
Sariawan
Kemoterapi juga
dapat merusak sel-sel mukosa pada mulut yang mengakibatkan sariawan pada
pasien. Untuk pasien kita sarankan sebagai berikut :
Ø Gosok gigi setiap selesai
makan menggunakan sikat gigi berbulu lembut
Ø Setelah menggosok gigi
berkumurlah dengan setengah sendok teh soda kue atau garam yang dicampur dengan
satu gelas air
Ø Jangan menggunakan obat
kumur yang mengandung alcohol
Ø Pilih makanan yang lunak
6.
Reaksi Alergi
Seperti juga pemberian obat-obatan yang lain, obat
kemoterapi juga bisa menimbulkan reaksi alergi pada sebagian pasien.
Manifestasinya dari yang ringan berupa kemerahan di kulit dan rasa gatal sampai
syok anaphylactic yang bisa mengancam nyawa. Pasien tiba-tiba sesak napas
seperti tercekik. Untuk itu perlu diperhatikan sebagai berikut
Ø Kaji riwayat alergi pasien
terhadap obat-obatan tertentu
Ø Berikan obat anti alergi
sebagai pre medikasi seperti diphenhidramine, dexamethasone
Ø Berikan obat kemoterapi
secara perlahan dulu tetesannya setelah 30 menit bisa dipercepat secara
bertahap untuk melihat reaksi dari pasien
Ø Bila terjadi reaksi alergi
segera hentikan pemberian obat, ganti dengan cairan fisiologis, kemudian
suntikkan dexamethasone 1 ampul, kemudian laporkan dokter penanggung jawabnya.
7.
Diare
Diare bisa disebabkan karena sel-sel dinding usus ikut
terpengaruh oleh obat-obat kemoterapi atau infeksi saluran cerna. Untuk pasien
kita sarankan sebagai berikut :
Ø Memperbanyak minum putih
8-12 gelas perhari
Ø Hindari makanan pedas, asam
kopi dan susu
Ø Makan buah-buahan seperti
pisang, apel dan bengkuang.
8.
Mudah Letih
Banyak pasien yang mengeluh menjadi mudah letih ketika
menjalani kemoterapi. Hal ini bisa jadi karena efek samping obat sitostatika
atau kemungkinan juga faktor psikologis karena harus berulang kali berobat,
merasa cemas, khawatir dan putus asa. Adapun yang bisa kita sarankan adalah :
Ø Berusaha untuk rileks,
melakukan hal-hal yang menyenangkan.
Ø Cukup istirahat tidur 7-8
jam setiap hari
Ø Hindari pekerjaan yang berat
dan menguras tenaga
Ø Minta bantuan keluarga
terdekat dalam pemenuhan kebutuhan sehari-hari
Ø Berbagi cerita dengan
penderita kanker yang lain agar termotivasi.