1.
Sejarah Kemoterapi
Kemoterapi sebagai
pengobatan kanker pada mulanya ditemukan secara kebetulan, yaitu ketika kapal
perang USA terkena torpedo semasa Perang Dunia II di lepas pantai Itali. Beberapa
serdadu tercemar gas beracun mustard sebelum
mereka diselamatkan. Mustard ini
pernah digunakan sebagai senjata kimia dalam Perang Dunia I yang banyak
membunuh lawan. Dari kecelakaan dalam Perang Dunia II tersebut, ternyata
serdadu yang tercemar gas beracun mustard
mengalami penurunan jumlah leukosit. Kemudian dipikirkan adanya kemungkinan
bahwa pada penderita leukemia dengan
jumlah leukosit yang tinggi akan bisa menurun bila diberi mustard. Setelah percobaan klinik, turunan dari mustard yaitu nitrogen mustard yang kurang toksis dinyatakan aman dan efektif
guna pengobatan kanker. Hal ini memicu perkembangan lebih lanjut dengan
penemuan senyawa-senyawa kimia lain untuk digunakan sebagai obat anti kanker. Selanjutnya
daftar dari obat anti kanker semuanya diperkenalkan sejak tahun 1945.
2.
Pengertian Kemoterapi
Menurut American Society of Clinical Oncology,
kemoterapi adalah agen neoplastic yang bertujuan untuk membunuh sel-sel kanker
yang diberikan baik secara oral maupun rute parenteral (intravena, perifer
maupun sentral) atau rute spesifik lainnya.
3.
Tujuan Kemoterapi
Penentuan tujuan dilakukannya kemoterapi tergantung
pada kondisi dan stadium kanker yang diderita pasien saat memutuskan untuk
menjalani kemoterapi.
a. Cure Cancer
Bila
memungkinkan, kemoterapi diberikan dengan tujuan untuk menyembuhkan penyakit
kanker (kuratif) yang artinya tumor hilang dan tidak tumbuh lagi. Namun,
sebagian besar dokter lebih memilih kata survive
dibanding ‘sembuh’ karena diperlukan waktu bertahun-tahun untuk bisa menyatakan
pasien telah benar-benar sembuh dari kanker.
b. Control Cancer
Bila sudah tidak
mungkin lagi untuk disembuhkan, maka tujuan pemberian kemoterapi adalah untuk
mengontrol pertumbuhan kanker, mencegah penyebaran dan mengecilkan ukurannya.
Hal ini dapat menolong pasien dengan mengurangi keluhannya, memberi rasa nyaman
dan memperpanjang usianya. Sehingga pengobatan kanker dalam hal ini seperti
pada penyakit kronis seperti diabetes, hipertensi dan sebagainya.
c. Palliative Care
Pada penderita
kanker yang berada sudah dalam stadium lanjut maka kemoterapi dilakukan untuk
mengurangi penderitaan yang dialami pasien dan meningkatkan kualitas hidup
pasien namun bukan untuk mengobati. sehingga pada saatnya pasien meninggal bisa
dengan tenang dan bermartabat.
4.
Manfaat Kemoterapi
a. Primary Treatment
Yaitu kemoterapi sebagai pengobatan utama
pengobatan kanker.
b. Adjuvant
Yaitu kemoterapi sebagai pengobatan tambahan
setelah diberikan pengobatan primer.
c. Neo Adjuvant
Yaitu kemoterapi
sebagai pengobatan awalan sebelum diberikan pengobatan primer.
d. Radiosensitizer
Yaitu kemoterapi
yang dilakukan beberapa saat sebelum diberikan radioterapi yang bertujuan untuk
meningkatkan efektifitas radioterapi.
5.
Mekanisme Kerja Kemoterapi
Prinsip kerja
pengobatan dengan kemoterapi adalah dengan meracuni atau membunuh sel-sel
kanker, mengontrol pertumbuhan sel kanker, dan menghentikan pertumbuhannya agar
tidak menyebar, atau untuk mengurangi gejala-gejala yang disebabkan oleh
kanker. Kemoterapi kadang-kadang merupakan pilihan pertama untuk menangani
kanker. Kemoterapi bersifat sistemik, berbeda dengan radiasi atau pembedahan yang
bersifat setempat, karenanya kemoterapi dapat menjangkau sel-sel kanker yang
mungkin suddah menjalar dan menyebar ke bagian tubuh yang lain.
Penggunaan
kemoterapi berbeda-beda untuk setiap pasien, kadang-kadang sebagai pengobatan
utama, pada kasus lain dilakukan sebelum atau setelah operasi atau radiasi.
Tingkat keberhasilan kemoterapi juga berbeda-beda tergantung jenis kankernya
(Iskandar, 2007). Dua atau lebih obat sering digunakan sebagai suatu kombinasi.
Alasan dilakukannya terapi kombinasi adalah
untuk menggunakan obat yang bekerja pada bagian yang berbeda dari proses
metabolisme sel, sehingga akan meningkatkan kemungkinan dihancurkannya jumlah
sel-sel kanker. Selain itu, efek samping yang berbahaya dari kemoterapi dapat
dikurangi jika obat dengan efek beracun yang berbeda digabungkan, masing-masing
dalam dosis yang lebih rendah dari pada dosis yang diperlukan jika obat itu
digunakan tersendiri.
Obat-obat dengan
sifat yang berbeda digabungkan, misalnya obat yang membunuh sel-sel tumor dikombinasikan
dengan obat yang merangsang system kekebalan terhadap kanker. Antikanker
merupakan obat yang indeks terapinya sempit. Pada umumnya anti kanker menekan
pertumbuhan atau proliferasi sel dan menimbulkan toksisitas, karena menghambat
pembelahan sel normal yang proliferasinya cepat misalnya sumsum tulang, epitel
germinativum, mukosa saluran cerna, folikel rambut dan jaringan
limfosit.
6.
Jenis Obat-Obat Kemoterapi
a. Ankylating Agents
1) Nitrogen Mustards
Chlorambucil, cyclophosphamide, estramustine, ifosfomide,
mechlorethamine, melphalan
2) Aziridine
Throtepa
3) Alkyl Sulfonate
Busulfan
4) Nitrosoureas
Carmustine, lamustine, streptozocin
5) Platinum Compelexes
Carboplatin,
cisplatin, oxaliplatin
6) Non Classic Alkylators
Altretamine, dacarbazine, procarbazine, temozolamide
b. Anti Metabolites
1) Folate analogs
Methotrexate,
pemetrexed
2) Purine analogs
Fludarabine,
mercaptopurine, thiogunine
3) Adenosine analogs
Cladribine,
pentostatin
4) Pyrimidine analogs
Capecitabine,
cytarabine, fluxoridine, flouracil, gemcitabine
5) Substituted urea
hydroxyurea
c. Natural Products
1) Antitumor antibiotics
Bleomycin, dactinomycin, daunorubicin,
doxorubicin,epirubicin, idarubicin, mitoxantrone, mytomycin, valrubicin
2) Epipodophyllotoxins
Etoposide,
teniposide
3) Microtubule agents
Docetaxel,
paclitaxel, vinblastine, vincristine, vinorelbine
4) Camtothecin analogs
Irinotecan,
topotecan
5) Enzyme
Asparaginase
d. Targeted Agents
1) Monoclonal Antibodies
Alemtuzumab, beracizumab, ceruximab, panitomumab, rituximab,
trastuzumab
2) Molecularly Targeted
Therapies
Bortezamib, dasatinib, erlotinib, gefitinib, imatinib,
lapatinib, sorafexib, sunitib, temsirolimus.
A.
Cara Pemberian Kemoterapi
1.
Intravena
Kebanyakan
sitostatika diberikan dengan cara ini, dapat berupa bolus iv pelan-pelan
sekitar 2 menit, dapat pula per drip IV sekitar 30-120 menit atau dengan
continuous drip sekitar 24 jam dengan menggunakan infusion pump supaya lebih
akurat tetesannya.
2.
Intratekal
Diberikan ke
dalam canalis medulla spinalis untuk memusnahkan tumor dalam cairan otak
(liquor cerebrospinalis) obat yang sering digunakan misalnya methothrexate
(MTX).
3.
Per Oral
Obat kemoterapi yang diberikan per oral
antara lain Leukeran, Alkeran, Myleran, Natulan, Puri-Netol, Hydrea, Tegafur,
Xeloda, Gleevec.
4.
Subkutan
Pemberian secara sub kutan sudah jarang dilakukan
karena adanya resiko syok anafilaksis. Obatnya biasanya L-Asparaginase
5.
Intramuscular
Pemberian per IM juga jarang dilakukan biasanya
methothrexate (MTX) dan Bleomycin.
6.
Intraperitoneal
Intraperitoneal diberikan bila produksi cairan asites
hemoragis yang banyak pada kanker ganas intra abdomen antara lain Cisplatin.
7.
Intrapleural
Pemberian intrapleural yaitu diberikan ke dalam cavum
pleuralis untuk memusnahkan sel-sel kanker dalam cairan pleura atau untuk
menghentikan produksi efusi pleura hemoragis yang banyak contohnya Bleomycin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar