Perawat di Rumah Sakit Rentan Keracunan Obat Kemoterapi
Rabu, 24/08/2011 12:37 WIB
Jakarta, Bagi para perawat, bekerja di klinik kanker
butuh kehati-hatian ekstra. Sedikit saja kesalahan tidak hanya
membahayakan pasien, tetapi juga diri sendiri karena kontak langsung
dengan obat-obat kemoterapi dapat menyebabkan keracunan.
Para peneliti dari University of Michigan mengungkap, kontak langsung dengan kulit atau mata bisa membuat obat-obat kemoterapi atau obat kanker bisa terserap oleh tubuh. Bagi para perawat yang setiap hari menangani obat-obatan tersebut, hal ini bisa berdampak serius.
Paparan obat kemoterapi yang tidak disengaja bisa membuat para perawat mengalami gangguan sistem saraf dan reproduksi. Bahkan saat baru terserap dan masuk ke sistem peredaran darah, racun-racun tesebut juga sudah bisa memicu risiko kanker darah.
"Kontak apapun di permukaan kulit atau mata sama bahayanya dengan tertusuk jarum suntik. Untuk kecelakaan jarum suntik, perawat biasanya langsung mendapat pemeriksaan namun pada obat-obat kemoterapi jarang diperhatikan," ungkap salah seorang peneliti, Dr Christopher Friese seperti dikutio dari MSN Health, Rabu (24/8/2011).
Penelitian yang dilakukan Dr Friese dan timnya menunjukkan, 17 persen perawat yang bekerja di klinik kanker mengaku pernah terlibat kontak langsung dengan obat kemoterapi baik di kulit maupun mata. Data ini diperoleh setelah mensurvei 1.339 perawat di seluruh Amerika.
Lembaga keselamatan dan kesehatan kerja di Amerika Serikat sebenarnya sudah punya panduan tentang cara penanganan obat kanker yang aman. Namun karena sifatnya tidak diwajibkan, hanya sebagian saja perawat yang sudah menerapkan panduan tersebut sedangkan sisanya kurang mematuhinya.
Salah satu imbauan yang tercantum dalam panduan tersebut adalah, para perawat yang menangani obat-obat kemoterapi harus memakai perlengkapan tertentu untuk melindungi dirinya. Perlengkapan itu terdiri dari sarung tangan dan juga gaun khusus untuk melindungi tubuh dari tumpahan obat.
(up/ir)
Para peneliti dari University of Michigan mengungkap, kontak langsung dengan kulit atau mata bisa membuat obat-obat kemoterapi atau obat kanker bisa terserap oleh tubuh. Bagi para perawat yang setiap hari menangani obat-obatan tersebut, hal ini bisa berdampak serius.
Paparan obat kemoterapi yang tidak disengaja bisa membuat para perawat mengalami gangguan sistem saraf dan reproduksi. Bahkan saat baru terserap dan masuk ke sistem peredaran darah, racun-racun tesebut juga sudah bisa memicu risiko kanker darah.
"Kontak apapun di permukaan kulit atau mata sama bahayanya dengan tertusuk jarum suntik. Untuk kecelakaan jarum suntik, perawat biasanya langsung mendapat pemeriksaan namun pada obat-obat kemoterapi jarang diperhatikan," ungkap salah seorang peneliti, Dr Christopher Friese seperti dikutio dari MSN Health, Rabu (24/8/2011).
Penelitian yang dilakukan Dr Friese dan timnya menunjukkan, 17 persen perawat yang bekerja di klinik kanker mengaku pernah terlibat kontak langsung dengan obat kemoterapi baik di kulit maupun mata. Data ini diperoleh setelah mensurvei 1.339 perawat di seluruh Amerika.
Lembaga keselamatan dan kesehatan kerja di Amerika Serikat sebenarnya sudah punya panduan tentang cara penanganan obat kanker yang aman. Namun karena sifatnya tidak diwajibkan, hanya sebagian saja perawat yang sudah menerapkan panduan tersebut sedangkan sisanya kurang mematuhinya.
Salah satu imbauan yang tercantum dalam panduan tersebut adalah, para perawat yang menangani obat-obat kemoterapi harus memakai perlengkapan tertentu untuk melindungi dirinya. Perlengkapan itu terdiri dari sarung tangan dan juga gaun khusus untuk melindungi tubuh dari tumpahan obat.
(up/ir)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar