identity

ALI FAOJI, S.Kep, Ns PERAWAT RUANG KEMOTERAPI RSUD TUGUREJO SEMARANG pengin tanya2 lebih lanjut email ke fauziali40@gmail.com

Rabu, 24 Desember 2014

PEMAKAIAN APD BAGI PERAWAT KEMO



PENTINGNYA PEMAKAIAN ALAT PELINDUNG DIRI (APD)
 BAGI PERAWAT PELAKSANA RUANG KEMOTERAPI
DI RSUD TUGUREJO SEMARANG
by : ALI FAOJI, S.Kep, Ns
 

BAB I
PENDAHULUAN

A.      Latar Belakang
      Menurut data WHO, kanker merupakan salah satu penyebab kematian utama di dunia yaitu sebesar 7,6 juta pada tahun 2008. Kasusnya diperkirakan terus meningkat hingga 45% di tahun 2030. Sedangkan di Indonesia, 13% dari total kematian diakibatkan oleh kanker, penanganan kanker meliputi beberapa metode yaitu bedah, kemoterapi dan radioterapi yang dapat dilakukan secara mandiri atau kombinasi.
      National Institute for Occupational Safety and Health (NIOSH, 2004) mengemukakan bahwa bekerja dengan atau dekat dengan obat-obat berbahaya di tatanan kesehatan dapat menyebabkan ruam kulit, kemandulan, keguguran, kecacatan bayi, dan kemungkinan terjadi leukemia dan kanker lainnya. Sekitar 8 juta petugas kesehatan di Amerika berpotensi terpapar obat-obatan berbahaya, termasuk tenaga farmasi, perawat, dokter bahkan personil transportasi.
      Perawat dalam menjalankan peran sebagai pemberi asuhan keperawatan khususnya dalam pemberian sitostatika di tuntut untuk menjaga keselamatan diri dari bahaya serta dampak yang ditimbulkan dari pemberian obat-obat sitostatika yakni dengan menggunakan proteksi diri, dimana proteksi diri merupakan suatu pencegahan untuk menghindarkan atau meminimalkan bahaya yang dapat ditimbulkan oleh zat sitotoksik yang terdapat pada obat-obat sitostatika. Pada dosis terapi zat sitotoksis ditemukan bersifat mutagenik, karsiogenik, teratogenik. (Diklat RS Dr.Kariadi,2003) 
B.       Tujuan Penulisan
1.    Tujuan Umum
      Memberikan gambaran tentang pentingnya pemakaian Alat Pelindung Diri (APD) bagi perawat pelaksana tindakan kemoterapi sebagai upaya pencegahan terjadinya dampak yang tidak diinginkan.
2.    Tujuan Khusus
a.       Menjelaskan tujuan dan manfaat dilakukannya kemoterapi
b.      Menjelaskan prosedur tindakan kemoterapi
c.       Menjelaskan dampak yang mungkin timbul akibat kemoterapi bagi petugas.
d.      Menjelaskan macam-macam Alat Pelindung Diri (APD) yang perlu dipakai oleh perawat kemoterapi.
C.      Manfaat Penulisan
1.    Bagi Pasien
      Dapat memperoleh layanan kemoterapi secara optimal dari perawat.
2.    Bagi Perawat
      Dapat meningkatkan proteksi diri dengan pemakaian APD sesuai kebutuhan
3.    Bagi Rumah Sakit
      Dapat menjadi masukan dalam pemenuhan kebutuhan sarana prasarana layanan kemoterapi khususnya berkaitan dengan APD petugas.




BAB II
PERMASALAHAN

      Perawat sebagai ujung tombak pelayanan kesehatan selalu beresiko terkena paparan penyakit menular, radiasi maupun bahan-bahan berbahaya yang dapat merugikan kesehatannya. Khusus di ruang kemoterapi, perawat disamping petugas kesehatan lain seperti farmasi, dokter maupun sanitasi beresiko terkena paparan obat sitostatika yang bersifat karsinogenik, mutagenik dan teratogenik.
      Berikut beberapa efek samping kemoterapi pada petugas kesehatan yang telah dibuktikan dalam banyak riset :
1.    Akut
      Mual, ruam kulit, hair loss, kerusakan hati dan ginjal, gangguan pendengaran, dsb.
2.    Kronis
     Gangguan fertilitas, kanker (payudara, nasofaring, leukemia) yang dapat berujung kematian
     Adapun kontaminasi obat sitostatika dapat melalui beberapa mekanisme, antara lain :
1.    Absorbsi spill (tumpahan/cipratan)
      Cipratan bisa terjadi saat penusukan botol infus dan langsung mengenai kulit petugas.karena itu perawat harus selalu memakai sarung tangan (handscoon) saat memberikan obat kemoterapi kepada pasien.
2.    Aerosol (terhirup)
      Udara dalam ruangan sangat dimungkinkan mengandung zat-zat sitostatik yang tidak terlihat karena ukurannya yang hanya beberapa micron. Perawat dan penunggu pasien harus memakai masker selama di dalam ruang kemoterapi.
3.    Ingesti (tertelan)
      Zat sitostatika yang menguap dalam udara bisa saja menempel pada makanan atau minuman yang kemudian dikonsumsi. Karena itu, petugas dilarang untuk membawa makanan dan minuman di dalam ruangan kemoterapi
4.    Sharp injuries (jarum)
      Kontaminasi bisa juga terjadi karena tertusuk jarum yang habis dipakai untuk pencampuran obat sitostatika. Pencampuran obat biasanya dilakukan oleh petugas farmasi di ruangan khusus dengan menggunakan Biological Safety Cabinet atau Laminary Airflow sehingga terjadinya cidera dapat dicegah.
      Pemakaian Alat Pelindung Diri (APD) menjadi hal yang sangat penting untuk dilakukan petugas di unit kemoterapi sebagai upaya proteksi diri. Namun beberapa hal yang menjadi kendala dalam pemakaian APD antara lain :
1.    Masih kurangnya sarana prasarana Alat Pelindung Diri (APD) yang disediakan
2.    Kurangnya kedisiplinan petugas yang bersangkutan



BAB III
PEMBAHASAN

A.      Konsep Dasar Kemoterapi
1.    Pengertian Kemoterapi
      Menurut American Society of Clinical Oncology dan Oncology Nursing Society, kemoterapi adalah agen neoplastic untuk menangani kanker yang diberikan baik secara oral maupun rute parenteral (intravena, perifer maupun sentral) atau rute spesifik lainnya.
2.    Tujuan Kemoterapi
      Penentuan tujuan dilakukannya kemoterapi tergantung pada kondisi dan stadium kanker yang diderita pasien saat memutuskan untuk menjalani kemoterapi.
a.    Cure Cancer
      Bila memungkinkan, kemoterapi diberikan dengan tujuan untuk menyembuhkan penyakit kanker (kuratif) yang artinya tumor hilang dan tidak tumbuh lagi. Namun, sebagian besar dokter lebih memilih kata survive dibanding ‘sembuh’ karena diperlukan waktu bertahun-tahun untuk bisa menyatakan pasien telah benar-benar sembuh dari kanker.
b.    Control Cancer
      Bila sudah tidak mungkin lagi untuk disembuhkan, maka tujuan pemberian kemoterapi adalah untuk mengontrol pertumbuhan kanker, mencegah penyebaran dan mengecilkan ukurannya. Hal ini dapat menolong pasien dengan mengurangi keluhannya, memberi rasa nyaman dan memperpanjang usianya. Sehingga pengobatan kanker dalam hal ini seperti pada penyakit kronis seperti diabetes, hipertensi dan sebagainya.
c.    Palliative Care
      Pada penderita kanker yang berada sudah dalam stadium lanjut maka kemoterapi dilakukan untuk mengurangi penderitaan yang dialami pasien dan meningkatkan kualitas hidup pasien namun bukan untuk mengobati. sehingga pada saatnya pasien meninggal bisa dengan tenang dan bermartabat.
3.    Manfaat Kemoterapi
a.    Primary Treatment
      Yaitu kemoterapi sebagai pengobatan utama pengobatan kanker.
b.    Adjuvant
      Yaitu kemoterapi sebagai pengobatan tambahan setelah diberikan pengobatan primer.
c.    Neo Adjuvant
      Yaitu kemoterapi sebagai pengobatan awalan sebelum diberikan pengobatan primer.
d.   Radiosensitizer
      Yaitu kemoterapi yang dilakukan beberapa saat sebelum diberikan radioterapi yang bertujuan untuk meningkatkan efektifitas radioterapi.
B.       Prosedur Proteksi Petugas di Ruang Kemoterapi dan Ruang Pencampuran Obat Sitostatika RSUD Tugurejo Semarang
1.    Pengertian
      Penggunaan alat perlindungan diri bagi petugas yang bertugas di ruangan kemoterapi ruang pencampuran obat sitostatika.
2.    Tujuan
a.    Menjamin keamanan petugas.
b.    Mencegah terjadinya penyakit akibat kerja.
3.    Kebijakan
a.    Kemungkinan terpapar pada petugas sangat mungkin terjadi baik secara kontak langsung pada kulit, inhalasi, tertelan, pada saat melarutkan, penyuntikan, sitostatika tercecer, tinja, urine.
b.    Tersedianya alat proteksi untuk petugas di ruangan kemoterapi.
4.    Standar Waktu
a.    Persiapan alat                      :  5 menit
b.    Langkah prosedur               :  5 menit
5.    Standar Alat
a.    Kacamata plastik untuk melindungi dari percikan atau pelindung muka.
b.    Sarung tangan lateks disposible dan tidak berbedak.
c.    Masker.
d.   Tutup kepala.
e.    Gaun pelindung dengan permeabilitas rendah, bagian depan tertutup, berlengann panjang, dan manset elastik atau manset yang dirajut.
f.     Pelindung kaki (sepatu untuk melindungi kemungkinan tumpahan).

6.    Prosedur
a.    Setiap petugas yang terlibat dalam pencampuran obat dan pemberian obat di ruangan kemoterapi harus menggunakan alat pelindung diri (APD), meliputi :
-       Kacamata plastik untuk melindungi dari percikan atau pelindung muka.
-       Sarung tangan lateks disposible dan tidak berbedak.
-       Masker.
-       Tutup kepala.
-       Gaun pelindung dengan permeabilitas rendah, bagian depan tertutup, berlengann panjang, dan manset elastik atau manset yang dirajut.
-       Pelindung kaki (sepatu untuk melindungi kemungkinan tumpahan).
b.    Petugas yang tidak boleh dilibatkan dalam penanganan obat kemoterapi, meliputi:
-       Petugas yang belum mendapatkan pelatihan tentang penanganan obat kemoterapi.
-       Wanita hamil.
-       Wanita yang sedang berusaha mendapatkan anak.
-       Mahasiswa praktek.
7.    Unit Terkait
a.    Instalasi Rawat Inap
b.    Instalasi Farmasi
c.    Instalasi Sanitasi
C.  Standar Deteksi Dini terhadap Penyakit Akibat Kerja di Ruangan Kemoterapi
1.    Pengertian
Mengetahui lebih dini penyakit akibat kerja di ruangan kemoterapi.
2.    Tujuan
a.    Mengetahui penyimpangan awal.
b.    Mencegah terjadinya penyakit akibat kerja.
3.    Kebijakan
a.    Kemungkinan terpapar pada petugas sangat mungkin terjadi baik secara kontak langsung pada kulit, inhalasi, tertelan, pada saat melarutkan, penyuntikan, sitostatika tercecer, tinja, urin
b.    Institusi bertanggung jawab penuh terhadap pencegahan penyakit akibat kerja.
4.    Prosedur
a.    Semua petugas yang terlibat dalam pencampuran dan pemberian obat kemoterapi, diperiksa laboratorium pada awal mulai kerja dan diulangi  setiap 6 bulan, meliputi:
-       Darah lengkap
-       Fungsi hati
-       Fungsi ginjal
b.    Dilakukan pemantauan dan pemeriksaan lingkungan kerja oleh tim sanitasi rumah sakit.
c.    Setiap petugas yang mengalami kecelakaan kerja (terpapar langsung obat stostatika, tertusuk jarum bekas sitostatika) segera dilakukan pemeriksaan medis.
d.   Data laboratorium, catatan keterpaparan obat, disimpan bersama data beban kerja pada masing-masing petugas.
A.  Mengatasi Kendala dalam Pemakaian APD
1.    Pengajuan Kebutuhan APD bagi Petugas kepada pihak Manajemen Rumah Sakit
      Untuk mengatasi kekurangan APD, perawat bisa mengajukan daftar kebutuhan APD dengan berkoordinasi kepada pihak manajemen dengan disertai penjelasan akan pentingnya APD bagi petugas dalam melakukan pelayanan kemoterapi.
2.    Meningkatkan Kedisiplinan Petugas dalam Pemakaian APD
      Kedisiplinan petugas dalam pemakaian APD bisa menurun karena beban kerja, ingin cepat selesai atau merasa tidak nyaman. Sebagai teman sejawat harus saling mengingatkan akan pentingnya pemakaian APD sebagai proteksi kita dalam bekerja.
 
  
BAB IV
PENUTUP

A.      Simpulan
      Obat-obat sitostatika yang dipakai dalam kemoterapi pasien kanker bersifat karsinogenik, mutagenic dan teratogenik sehingga digolongkan dalam obat-obat berbahaya. Perawat dalam menjalankan peran sebagai pemberi asuhan keperawatan khususnya dalam pemberian sitostatika di tuntut untuk menjaga keselamatan diri dari bahaya serta dampak yang ditimbulkan dari pemberian obat-obat sitostatika yakni dengan menggunakan proteksi diri, dimana proteksi diri merupakan suatu pencegahan untuk menghindarkan atau meminimalkan bahaya. Kebutuhan akan Alat Pelindung Diri (APD) yang mencukupi sudah semestinya dipenuhi oleh manajemen agar para petugas merasa lebih aman dan nyaman dalam bekerja. Disamping itu kedisiplinan para petugas dalam pemakaian APD harus selalu dijaga dengan saling mengingatkan antar petugas.
B.       Saran
1.    Pelatihan bagi Perawat
Setiap perawat yang akan ditugaskan di ruang kemoterapi harus mendapatkan pelatihan khusus tentang kemoterapi agar memiliki bekal ilmu yang mencukupi dan memiliki pengetahuan akan resiko bahaya yang mungkin timbul di lingkungan kerjanya.
2.    Kamar Mandi Pasien Disendirikan
Ekskresi yang keluar dari tubuh pasien baik keringat, urin maupun tinja pasien selama 2x24 jam masih mengadung obat sitostatika. Karena itu, linen bekas pasien harus dipisahkan begitu juga kamar mandi pasien harus disendirikan untuk mencegah terjadinya paparan.

 
DAFTAR PUSTAKA

Barbara, Holmes, et al. 2011. Cancer Nursing : Principles and Practice 7th Ed. By Jones And Bartlett Publishers, USA
Anonymous, 2013. Chemotherapy Principles ; An In-depth Discussion of the Techniques and Its Role in Cancer Treatment, American Cancer Society, USA
Anonymous, 2013. The Safe Way to Your Drug Admixture in Hospital. PT. B.Braun Medical Indonesia, Jakarta.
Anonymous, 2009. Chemotherapy Guidelines & Recommendations for Best Nursing Practice, Jordanian Nursing Council, Jordan
Junaidi, 2007. Kanker. PT. Bhuana Ilmu Popule, Jakarta