identity

ALI FAOJI, S.Kep, Ns PERAWAT RUANG KEMOTERAPI RSUD TUGUREJO SEMARANG pengin tanya2 lebih lanjut email ke fauziali40@gmail.com

Sabtu, 26 Agustus 2017

Standar Nasional Akreditasi Rumah Sakit (SNARS) Edisi 1 Tahun 2017

Standar akreditasi untuk rumah sakit yang mulai diberlakukan pada Januari 2018 ini diberi nama Standar Nasional Akreditasi Rumah Sakit Edisi 1 dan disingkat menjadi SNARS Edisi 1 tahun 2017. Standar Nasional Akreditasi Rumah Sakit Edisi 1, merupakan standar akreditasi baru yang bersifat nasional dan diberlakukan secara nasional di Indonesia. Disebut dengan edisi 1, karena di Indonesia baru pertama kali ditetapkan standar nasional untuk akreditasi rumah sakit. Standar Nasional Akreditasi Rumah Sakit edisi 1 berisi 16 bab. Dalam Standar Nasional Akreditasi Rumah Sakit Edisi 1 yang selanjutnya disebut SNARS Edisi 1 ini juga dijelaskan bagaimana proses penyusunan, penambahan bab penting pada SNARS Edisi 1 ini, referensi dari setiap bab dan juga glosarium istilah-istilah penting, termasuk juga kebijakan pelaksanaan akreditasi rumah sakit. Garis besar Standar Nasional Akreditasi Rumah Sakit Edisi 1 tahun 2017 berisi sebagai berikut :

Sasaran Keselamatan Pasien
Sasaran 1 : Mengidentifikasi Pasien Dengan Bena 
Sasaran 2 : Meningkatkan Komunikasi Yang Efekti 
Sasaran 3 : Meningkatkan Keamanan Obat-Obat Yang Harus Diwaspadai (High Alert Medications) 
Sasaran 4 : Memastikan Lokasi Pembedahan Yang Benar, Prosedur Yang Benar, Pembedahan Pada Pasien Yang Benar
Sasaran 5 : Mengurangi Risiko Infeksi Terkait Pelayanan Kesehatan 
Sasaran 6 : Mengurangi Risiko Cedera Pasien Akibat Terjatuh 

Standar Pelayanan Berfokus Pasien 
Bab 1. Akses Ke Rumah Sakit Dan Kontinuitas Pelayanan (ARK) 
Bab 2. Hak Pasien Dan Keluarga (HPK) 
Bab 3. Asesmen Pasien (AP) 
Bab 4. Pelayanan Dan Asuhan Pasien (PAP) 
Bab 5. Pelayanan Anestesi Dan Bedah (PAB) 
Bab 6. Pelayanan Kefarmasian Dan Penggunaan Obat (PKPO) 
Bab 7. Manajemen Komunikasi Dan Edukasi (MKE)

Standar Manajemen Rumah Sakit 
Bab 1. Peningkatan Mutu Dan Keselamatan Pasien (PMKP) 
Bab 2. Pencegahan Dan Pengendalian Infeksi (PPI) 
Bab 3. Tata Kelola Rumah Sakit (TKRS) 
Bab 4. Manajemen Fasilitas Dan Keselamatan (MFK) 
Bab 5. Kompetensi Dan Kewenangan Staf (KKS) 
Bab 6. Manajemen Informasi Dan Rekam Medis (MIRM) 

Program Nasional 
Sasaran I Penurunan Angka Kematian Ibu Dan Bayi Dan Peningkatan Kesehatan Ibu Dan Bayi
Sasaran II Penurunan Angka Kesakitan HIV/AIDS 
Sasaran III Penurunan Angka Kesakitan Tuberkulosis 
Sasaran IV Pengendalian Resistensi Antimikroba 
Sasaran V Pelayanan Geriatri

Integrasi Pendidikan Kesehatan Dalam Pelayanan Rumah Sakit (IPKP) 


Semoga bermanfaat

Sumber : KARS.or.id

Selasa, 15 Agustus 2017

ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN KANKER DENGAN PEMBERIAN KEMOTERAPI_part 3



Lanjutan.....
J. Efek Samping Kemoterapi
      Efek samping kemoterapi dilihat dari onsetnya :
1.   Immediate
Efek samping yang terjadi segera setelah kemoterapi, dari beberapa jam sampai beberapa hari setelah kemoterapi.
Contoh : nausea/ vomiting, local tissue necrosis, phlebitis, hiperuricemia, skin rash, anaphylaxis, demam menggigil (bleomycin), hipotensi (etoposide), hipertensi (procarbacine)
2.   Early
Efek samping yang terjadi beberapa hari sampai beberapa minggu setelah kemoterapi.
Contoh : leucopenia, trombositopenia, alopecia, stomatitis, diarrhea, hipercalcemia (estrogen), hipomagnesemia (cisplatin), DIC (asparaginase), hiperglicemia (kortikosteroid), ototoxicity (cisplatin), conjungtivitis (MTX)
3.   Delayed
Efek samping yang terjadi beberapa minggu sampai beberapa bulan setelah kemoterapi.
Contoh : anemia, aspermia, hepatocelluler damage, hiperpigmentation, pulmonary fibrosis, peripheral neuropati (vincristine), cardiac necrosis (cyclophosphamide), cholestatic jaundice (6-MP)
4.   Late
Efek samping yang terjadi beberapa bulan sampai beberapa tahun setelah kemoterapi. 
Contoh : sterility, premature menopause, acute leukemia, lymphoma, solid tumor, hepatic necrosis (MTX), osteoporosis (kortikosteroid), cataracts (busulvan).
Obat kemoterapi bersifat toksik pada organ-organ tubuh antara lain :
o  Toksis pada paru
Obat-obat yang bersifat toksik pada paru antara lain : bleomycin, busulfan, carmustine
o  Toksis pada telinga
Obat-obat yang bersifat toksik pada telinga yaitu cisplatin
o  Kardiotoksik
Obat-obat yang bersifat toksik pada jantung antara lain : cyclophosphamide, doxorubicin, daunorubicin dan mitaoxantron.
o  Neurotoksik
Obat-obat yang bersifat toksik pada persarafan antara lain : vincristine, vinblastine, dosis tinggi cytarabin dan cisplatin.
o  Hepatotoksik
Obat-obat yang bersifat toksik pada hepar antara lain : Adriamycin, asparaginase, methotrexate, cytarabin, cyclophosphamide dan busulfan.
K.   Ekstravasasi
1.   Definisi
Ekstravasasi adalah terjadinya  infiltrasi obat kemoterapi yang vesikan atau iritan dari vena ke jaringan sekitarnya.
Vesikan adalah obat kemoterapi yang mengakibatkan kerusakan jaringan. Misalnya obat daunorubicin, doxorubicin, epirubicin, vincristin,  vinblastin, dacarbazine, dactinomysin.
Iritan adalah obat kemoterapi yang menyebabkan rasa sakit pada lokasi penusukan sepanjang vena dengan atau tanpa inflamasi. Misalnya obat etoposide, carmustine, plicamycin, 
  2.    Faktor Resiko Ekstravasasi 
o  Kelemahan Vena
o  Trauma penusukan canul
o  Jenis kanul
o  Oedema
o  Bekas area radiasi
o  Konsentrasi obat sitostatika
o  Jumlah obat terinfiltrasi
o  Lama jaringan terkena infiltrasi obat
o  Ketidakmampuan pasien komunikasi
3.   Pencegahan Ekstravasasi  
o  Pilih vena yang tepat
o  Cek kepatenan vena sebelum pemberian obat
o  Hindari penusukan kanul berulang di tempat yang sama
o  Gunakan penutup area penusukan dengan yang transparan
o  Observasi daerah yang di infus selama pemberian obat
o  Lakukan pembilasan setiap selesai pemberian obat 
o  Sarankan pasien melaporkan rasa nyeri di tempat penusukan saat pemberian obat
4.    Penanganan Ekstravasasi
o  Stop infus kanul jangan dicabut
o  Aspirasi darah dari kanul
o  Masukkan dexamethason injeksi 1 ml
o  Cabut canul secara perlahan
o  Menggunakan spuit steril, aspirasi jaringan subcutan apabila memungkinkan
o  Masukkan dexamethason injeksi 1 ml secara subcutan searah jarum jam apabila memungkinkan
o  Hindari perabaan pada area ektravasasi
o  Kompres dingin pada pemberian doxorubicin
o  Kompres hangat pada pemberian vincristin
o  Oleskan salep bethametason di sekitar tusukan infus
o  Evaluasi
o  Pindah lokasi infuse apabila kemoterapi bisa dilanjutkan
o  Dokumentasikan
   L. Pengkajian Pasien Kemoterapi (Fokus)
        1. Pengkajian Pre Kemoterapi
o  Identitas
o  TB dan BB
o  Riwayat penyakit dan pengobatan
o  Riwayat alergi
o  Pemeriksaan fisik per sistem
o  Hasil pemeriksaan penunjang
o  Karnofsky Score
o  Psikososiospiritual
o  Dukungan dari orang-orang terdekat
o  Pengetahuan pasien kemoterapi
o  Informed Consent
  2. Intra Kemoterapi
o  Evaluasi tetesan
o  Observasi daerah tusukan infus, waspadai gejala ekstravasasi (bengkak/ merah/ nyeri)
o  Adakah tanda alergi (sesak napas/dada berdebar/gatal/pusing)
o  Monitor KU & TTV
o  Mual / muntah
o  Psikologis pasien (rasa takut, cemas)
        3Pengkajian Post Kemoterapi
o  Keluhan pasien setelah menjalani kemo (kerontokan rambut/mual muntah/lemes)
o  Penanganan efek samping
o  Cek darah rutin (2 minggu post kemoterapi)
o  Respon terhadap pengobatan
o  Obat2 yg diminum : antiemetik, vitamin dll
M.    Diagnosa dan Intervensi 
1.   Kurang pengetahuan
Tujuan : Pasien mengerti tentang kemoterapi dan efek sampingnya
o  Kaji tingkat pengetahuan pasien
o  Jelaskan program, prosedur, jenis obat dan tujuan kemoterapi
o  Jelaskan efek samping kemoterapi dan cara mengatasinya
o  Anjurkan pasien untuk melaporkan bila terjadi gejala alergi/ ekstravasasi selama pemberian kemoterapi
o  Jelaskan kapan saat kontrol dan kemoterapi berikutnya
2.   Ansietas
Tujuan : Ansietas menurun
o  Kaji tanda dan gejala adanya ansietas
o  Lakukan pendekatan
o  Berikan perhatian saat pasien mengungkapkan kecemasannya
o  Beri penjelasan yang bisa menenangkan
o  Beri aktifitas yang bisa mengalihkan perhatian mis : nonton tv
3.   Anaphylactic shock
 Tujuan : tidak terjadi anaphylactic shock
o  Kaji riwayat alergi pasien
o  Berikan obat premedikasi dan kemoterapi sesuai protokol pemberian dari dokter onkologi
o  Observasi KU dan gejala alergi selama pemberian obat
o  Anjurkan pasien untuk melaporan bila timbul gejala alergi (sesak napas, dada berdebar, gatal dll)
o  Anaphylactic kit harus selalu tersedia di ruangan
4.   Resti kurang volume cairan
Tujuan : tidak terjadi kekurangan cairan
o  Kaji keluhan diare
o  Pantau intake dan output cairan
o  Kaji turgor kulit, kelembaban mukosa dan capilary refill
o  Perhatikan keluhan haus
o  Anjurkan pasien banyak minum s/d 3000 ml/hr
5.   Resti infeksi
Tujuan : Tidak terjadi infeksi
o  Cek jumlah lekosit
o  Pantau TTV
o  Ajarkan pasien dan keluarga cara menurunkan resiko infeksi
o  Anjurkan ps untuk selalu menjaga higiene individu
o  Anjurkan pasien istirahat yang cukup
6.   Perubahan nutrisi
Tujuan : intake nutrisi adekuat
o  Kaji adanya stomatitis,anoreksia, mual, muntah
o  Pantau BB
o  Berikan anti emetik sesuai program
o  Kaji makanan kesukaan
o  Anjurkan makan kecil tapi sering
o  Berikan makanan TKTP
o  Kolaborasi ahli gizi
7.   Diare
Tujuan : Diare teratasi
o  Kaji faktor penyebab diare
o  Jelaskan tanda-tanda kekurangan cairan
o  Perbanyak cairan tinggi kalium dan natrium
o  Kolaborasi medis pemberian obat anti diare
o  Anjurkan pasien menghindari makanan pedas / asam
8.   Perubahan membran mukosa
Tujuan : Sariawan dapat teratasi
o  Berikan penjelasan pentingnya oral hygiene
o  Anjurkan pasien menghindari makanan terlalu panas/pedas
o  Anjurkan pasien mengkonsumsi buah-buahan segar
o  Kolaborasi medis pemberian obat sariawan
9.   Resti ekstravasasi
Tujuan : tidak terjadi ekstravasasi
o  Gunakan teknik yg benar dan tepat dalam pemasangan IV line
o  Cek kepatenan IV line
o  Bilas setiap akan dan setelah masuk obat
o  Observasi daerah penusukan infus (rasa nyeri, bengkak, kemerahan, terbakar)
o  Anjurkan pasien untuk meminimalkan aktfitas selama kemoterapi
 10.  Gangguan body image
Tujuan : pasien tetap percaya diri
o  Beri penjelasan alopesia hanya sementara dan akan tumbuh kembali selesai program kemo
o  Anjurkan pasien memakai wig/ kerudung
o  Anjurkan pasien untuk melakukan perawatan rambut/ kulit kepala
o  Beri support psikologis
o  Libatkan orang-orang terdekat
o  Anjurkan pasien ikut dalam paguyuban pasien kemoterapi agar bisa sharing dengan sesama penderita
N.     Penutup
      Kemoterapi bisa menjadi pengalaman traumatis bagi pasien kanker karena banyaknya efek samping yang ditimbulkan. Karena itu tak jarang beberapa pasien drop out dari program pengobatan. Perawat berperan meminimalkan melalui edukasi yang mencukupi di awal, pengawasan saat kemoterapi dan evaluasi setelahnya.
      Asuhan keperawatan yang diberikan bersifat komprehensif sehingga bukan hanya memperhatikan aspek fisik pasien tetapi juga psikososiospiritual dan melibatkan orang-orang sekitar pasien. Senyum, caring dan kesiapan perawat untuk selalu membantu dan mendengar keluh kesah pasien akan meningkatkan kepuasan pasien akan pelayanan keperawatan.

DAFTAR PUSTAKA
     Barbara, Holmes, et al. 2011. Cancer Nursing : Principles and Practice 7th Ed. By Jones And Bartlett Publishers, USA
Musrini, SST. Peran Perawat Dalam Pemberian Kemoterapi. RSUD Dr Soetomo Surabaya
Eli Subekti, S.Kep, Ns. Prosedur dan Cara Pemberian Kemoterapi RSUP Dr Kariadi Semarang