identity

ALI FAOJI, S.Kep, Ns PERAWAT RUANG KEMOTERAPI RSUD TUGUREJO SEMARANG pengin tanya2 lebih lanjut email ke fauziali40@gmail.com

Senin, 17 November 2014

EFEK SAMPING KEMOTERAPI



Obat kemoterapi secara umum disebut sitostatika, berefek menghambat atau membunuh sel-sel kanker. Metode kemoterapi telah berkembang pesat dengan telah ditemukannya regimen-regimen obat baru yang lebih efektif dan terbukti menyembuhkan pasien-pasien kanker.Namun sayangnya hingga kini, obat-obat kemoterapi belum bisa bekerja secara selektif akibatnya bukan hanya sel-sel kanker yang terkena tapi juga sel-sel sehat terutama yang memiliki sifat berproliferasi dengan cepat misalnya sel-sel darah, mukosa saluran cerna dan folikel rambut. Hal ini menyebabkan ketidaknyamanan bagi pasien karena efek samping yang timbul seperti anemia, rambut rontok, mual muntah dan lain-lain.
      Adapun penilaian efek samping yang terjadi berkaitan dengan tindakan kemoterapi sebagai berikut :
1.      Onset of Side Effect
a.    Immediately (< 1 jam)
Ø Febris dan hipertermia
Ø Hipotensi
b.    Early(1-24 jam)
Ø Febris dan hipertermia
Ø Mual dan Muntah
Ø Reaksi alergi
Ø Ekstravasasi
c.    Delayed(24 jam – 2 bulan)
Ø Alopesia (kerontokan rambut)

Ø Toksis pada paru
Obat-obat yang bersifat toksik pada paru antara lain : bleomycin, busulfan, carmustine
Ø Toksis pada telinga
Obat-obat yang bersifat toksik pada telinga yaitu cisplatin
Ø Kardiotoksik
Obat-obat yang bersifat toksik pada jantung antara lain : cyclophosphamide, doxorubicin, daunorubicin dan mitaoxantron.
Ø Neurotoksik
Obat-obat yang bersifat toksik pada persarafan antara lain : vincristine, vinblastine, dosis tinggi cytarabin dan cisplatin.
Ø Hepatotoksik
Obat-obat yang bersifat toksik pada hepar antara lain : Adriamycin, asparaginase, methotrexate, cytarabin, cyclophosphamide dan busulfan.
d.   Late (setelah 2 bulan)
Ø Myopathy
Ø Neuropathy
2.      Target Organ
a.    Hematologi
Ø Penurunan nilai sel darah merah, sel darah putih dan trombosit karena penekanan pada sumsum tulang
b.    Kulit
Ø Terasa kering dan gatal
c.    Kardiovaskular
Ø Hipotensi.
d.   Respiratory
Ø Sesak napas seperti tercekik.
e.    Gastrointestinal
Ø Diare/ konstipasi
f.     Sistem Persarafan
Ø Rasa baal pada saraf perifer
3.      Degree of Side Effect
Grade 0-2 (tolerable)
Ø Cukup aman, hanya efek samping ringan
Grade 3 (severe)
Ø Berat, memerlukan penanganan medis
Grade 4 (life threatening)
Ø Mengancam nyawa, memerlukan tindakan segera, kemungkinan terjadi reaksi alergi (anaphylactic)

Adapun yang bisa dilakukan untuk mengurangi efek samping dari kemoterapi antara lain :
1.    Mual Muntah 
     Keluhan mual/ muntah terjadi pada 80% pasien yang menjalani kemoterapi. Mual muntah pada pasien kanker yang dikemoterapi diakibatkan oleh adanya stimulasi pada pusat muntah oleh Cemoreseptor Trigger Zone sebagai efek samping dari obat-obat yang digunakan pada kemoterapi. Pada kemoterapi yang dilakukan dalam siklus 21 hari, muntah dan mual akan terjadi selama beberapa hari setelah menerima obat, tapi biasanya gejala itu akan hilang dalam waktu seminggu setelah menerima obat (Indrawati,2009). Oleh karena itu, sebagai pencegahan sebelum kemoterapi pasien diberikan premedikasi obat-obat injeksi anti emetic seperti ondansentron atau primperan. Untuk pasien kita sarankan sebagai berikut :
Ø Hindari makanan berlemak dan berbau tajam
Ø Makan dalam porsi kecil tapi sering
Ø Minum banyak air putih
Ø Usahakan makanan tidak terlalu panas/ dingin saat disajikan
Ø Kaji makanan kesukaan pasien
2.    Rambut Rontok / Alopecia
      Alopecia atau kerontokan rambut telah menjadi momok bagi para pasien yang akan menjalani kemoterapi karena bukan hanya penampilan fisik yang terganggu tetapi juga berkaitan dengan kepercayaan diri pasien dalam berinteraksi sosial. Tingkat stress pasien akibat rambut yang rontok bisa dikurangi apabila pasien telah mempersiapkan diri sebelumnya dengan penjelasan dari awal kemoterapi dilakukan, menganjurkan penggunaan tutup kepala, dan yang terpenting adalah dukungan mental dari orang-orang disekitarnya.
      Kerontokan rambut biasanya hanya bersifat sementara. Rambut bisa tumbuh kembali 4-8 minggu setelah pengobatan meskipun kemungkinan ada perubahan warna, tekstur dan ketebalan. Untuk pasien kita sarankan sebagai berikut :
Ø Anjurkan untuk memotong pendek rambut sebelum kemoterapi agar kerontokan tidak mencolok
Ø Untuk menutupi kebotakan pasien dianjurkan untuk memakai scarf, topi atau jilbab pada pasien wanita.
Ø Beri dukungan psikologi pada pasien dengan menjelaskan bahwa kerontokan rambut bersifat sementara
3.    Ekstravasasi
      Ekstravasasi adalah keluarnya obat-obat kemoterapi dari pembuluh darah ke jaringan sekitarnya dan merupakan insiden yang dapat menyebabkan kerusakan jaringan progresif ireversibel dalam hitungan jam sampai hari. Manifestasi klinis ekstravasasi berupa nyeri, edema, eritema, dan indurasi yang kemudian berkembang menjadi ulkus dan kerusakan jaringan yang mendasarinya. Pencegahan terjadinya ekstravasasi dapat dilakukan dengan pemilihan pembuluh darah yang paten, pengawasan tetesan infus selama pemberian kemoterapi dan memperhatikan keluhan pasien. Oleh karena setiap tenaga kesehatan yang akan menangani pasien kanker dengan kemoterapi, dituntut memiliki pengetahuan mengenai ekstravasasi agen kemoterapi yang berguna dalam meningkatkan pelayanan pada pasien dan mengurangi morbiditas. Yang harus dilakukan perawat utuk mencegah terjadinya ekstravasasi diantaranya :
Ø Usahakan memakai jalur infus yang baru terpasang.
Ø Pada pemasangan infus pilih vena yang paten, lurus daerah distal terlebih dulu dan hindari pemasangan pada daerah pergelangan tangan.
Ø Pastikan aliran infus lancar dengan pemberian pre medikasi yang dipercepat tetesannya.
Ø Berikan obat kemoterapi yang bersifat vesikan dan iritan terlebih dahulu dengan diawali tetesan pelan setelah 15 menit bisa mulai dipercepat secara bertahap.
Ø Jangan lupa setiap sesudah pemberian obat kemoterapi dibilas dengan infus normal saline 0,9% minimal 100 ml.
Ø Perhatikan setiap keluhan pasien berkaitan dengan pemasangan infus seperti bengkak, nyeri atau tetesan yang macet.

4.    Penurunan Jumlah Sel-Sel Darah
a)    Penurunan jumlah sel darah merah (anemia)
      Dapat menyebabkan kekurangan kadar oksigen dalam darah dengan gejala kelemahan fisik. Pada kadar Hgb 9.5-10 gm/dl cukup diberikan supplemen zat besi sedangkan bila turun hingga Hgb ≤ 8 gm/dl perlu diberikan transfusi. Disamping itu kadang dokter memberikan obat Epogen untuk merangsang produksi RBC. Akibat kurang darah pasien akan mudah merasa lelah karena itu kita anjurkan :
Ø Lakukan olah raga ringan setiap pagi, misalnya jalan santai bersama keluarga
Ø Jangan memaksakan diri beraktifitas jika tubuh terasa lelah
Ø Cukupi kebutuhan istirahat tidur setiap hari.
b)   Penurunan jumlah sel darah putih (leukopenia)
      Peran utama sel darah putih adalah sebagai pertahanan tubuh terhadap infeksi karena itu terjadinya penurunan jumlah sel darah putih akan meningkatkan resiko terhadap infeksi. Oleh karena itu pada pasien yang sedang menjalani kemoterapi kita lakukan perlindungan diantaranya :
Ø Ditempatkan di ruang/ kamar terpisah dari orang yang menderita infeksi (flu atau penyakit menular lainnya).
Ø Pasien, keluarga maupun petugas yang merawat pasien harus melakukan cuci tangan dengan benar.
Ø Batasi jumlah pengunjung yang datang
Ø Perhatikan munculnya gejala-gejala infeksi berupa demam, batuk/ pilek dan diare.
c)    Penurunan jumlah trombosit (trombositopenia)
          Trombosit berperan penting dalam proses pembekuan darah karena itu trombosit yang turun akan meningkatkan resiko terjadinya perdarahan yang sulit berhenti. Untuk pasien kita sarankan sebagai berikut :
Ø Observasi adanya perdarahan di urine/ kotoran.
Ø Berhati-hati dalam aktifitas dan menghindari terjadinya perlukaan.
Ø Trombosit yang turun drastis kemungkinan memerlukan tranfusi.
5.    Sariawan
      Kemoterapi juga dapat merusak sel-sel mukosa pada mulut yang mengakibatkan sariawan pada pasien. Untuk pasien kita sarankan sebagai berikut :
Ø Gosok gigi setiap selesai makan menggunakan sikat gigi berbulu lembut
Ø Setelah menggosok gigi berkumurlah dengan setengah sendok teh soda kue atau garam yang dicampur dengan satu gelas air
Ø Jangan menggunakan obat kumur yang mengandung alcohol
Ø Pilih makanan yang lunak
6.    Reaksi Alergi
      Seperti juga pemberian obat-obatan yang lain, obat kemoterapi juga bisa menimbulkan reaksi alergi pada sebagian pasien. Manifestasinya dari yang ringan berupa kemerahan di kulit dan rasa gatal sampai syok anaphylactic yang bisa mengancam nyawa. Pasien tiba-tiba sesak napas seperti tercekik. Untuk itu perlu diperhatikan sebagai berikut
Ø Kaji riwayat alergi pasien terhadap obat-obatan tertentu
Ø Berikan obat anti alergi sebagai pre medikasi seperti diphenhidramine, dexamethasone
Ø Berikan obat kemoterapi secara perlahan dulu tetesannya setelah 30 menit bisa dipercepat secara bertahap untuk melihat reaksi dari pasien
Ø Bila terjadi reaksi alergi segera hentikan pemberian obat, ganti dengan cairan fisiologis, kemudian suntikkan dexamethasone 1 ampul, kemudian laporkan dokter penanggung jawabnya.
7.    Diare
      Diare bisa disebabkan karena sel-sel dinding usus ikut terpengaruh oleh obat-obat kemoterapi atau infeksi saluran cerna. Untuk pasien kita sarankan sebagai berikut :
Ø Memperbanyak minum putih 8-12 gelas perhari
Ø Hindari makanan pedas, asam kopi dan susu
Ø Makan buah-buahan seperti pisang, apel dan bengkuang.
8.    Mudah Letih
      Banyak pasien yang mengeluh menjadi mudah letih ketika menjalani kemoterapi. Hal ini bisa jadi karena efek samping obat sitostatika atau kemungkinan juga faktor psikologis karena harus berulang kali berobat, merasa cemas, khawatir dan putus asa. Adapun yang bisa kita sarankan adalah :
Ø Berusaha untuk rileks, melakukan hal-hal yang menyenangkan.
Ø Cukup istirahat tidur 7-8 jam setiap hari
Ø Hindari pekerjaan yang berat dan menguras tenaga
Ø Minta bantuan keluarga terdekat dalam pemenuhan kebutuhan sehari-hari
Ø Berbagi cerita dengan penderita kanker yang lain agar termotivasi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar